JAKARTA, KOMPAS.com — Musik gubahan sang maestro Mozart dinilai aman bagi pendengaran manusia. Musik Mozart biasa digunakan dalam terapi pendengaran karena frekuensinya dinilai cocok untuk telinga manusia.
Begitulah yang dikatakan maestro musik kontemporer asal Surabaya, Slamet Abdul Sjukur, seusai menghadiri Rapat Kerja Mengatasi Polusi Kebisingan di Wisma PGI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1/2010).
"Kontrasnya antara lemah dan keras sekali itu tidak berbahaya. (Musik Mozart) itu memberikan rangsangan pada pikiran," ujar Slamet.
Selain musik Mozart, menurut Slamet, gamelan jawa juga aman bagi pendengaran manusia. Adapun musik-musik aliran keras, seperti rock, jika didengarkan dalam volume berlebihan dapat mengganggu fungsi alat pendengaran.
Slamet melanjutkan, berdasarkan pengalamannya sebagai seorang musisi, banyak di antara pemusik rock yang mengalami gangguan pendengaran. "Pemain perkusi saja sekarang pakai tutup telinga karena nggak kuat," ujar Slamet.
Ketika ditanya pemusik rock mana yang mengeluhkan gangguan pendengaran kepadanya, Slamet menjawab, "Slank. Mangkanya mereka (Slank) membantu kita."
Slamet dan rekan-rekan pemusik serta ilmuan lainnya mendirikan komunitas Masyarakat Bebas Bising yang memiliki misi mengurangi angka gangguan pendengaran yang bisa dicegah hingga 50 persen pada 2015 dan menurun 90 persen pada 2030.
dikutip dari:
kompas.com
16 April 2010
Musik Mozart, Aman untuk Telinga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment