27 May 2009

Menikah saat kuliah (muda brur!)?

Sebuah polilog antara anak, bokapnya en nyokapnya....

Don Carlos (anaknya): Mi bentar lagi Dony (pangilan sayang dari Don) mau merrit niy ama si Angela....

Mami: Apa kamu bilang? Merit (nikah dalam bahasa gaul yang di selewengkan dari bahasa Inggris)? Nei, nei,nei (no,no,no) enak aja kamu bilang mau merit! Emang umur kamu baru berapa sih? Kuliah aje belom bener kamu, mau pake kawin segala!

Don Carlos: Ya mi, Dony kan ga mau pacaran lama-lama, dosa mi...

Mami: Kalo lw kawin (udah kesel) bini ama anaklw mau dikasih makan apa? Batu????

Don Carlos: Ya jangan mi ntar keselek lagi....

Bokapnya tiba-tiba dateng en langsung terlibat dalam percakapan antar generasi itu.....

Papi: Walaaaaaah, koq ribut-ribut ya, ada apa ini????

Mami: Dony, anak kita, katanya pengen kawin, lulus kuliah aja belum pake mau kawin segala dia....

Papi: Nikah apa kawin???????

Don Carlos: Nikah dulu pi baru kawin, gitu lho.... Iya pi aku mau nikah di usia muda....

Papi: Hah? kesambet setan apaan kamu??? Gak kuliah dulu, baru cari kerja yang bener trus punya rumah sendiri, punya mobil yang bagus, senengin papi-mami dulu, baru kawin...

Don Carlos: yah kelamaan pi, kalo gitu mah ampe umur 50 tahun juga belom tentu kesampean....

Mami en Papi: senengin kita dulu baru kawin!!!!!

Don Carlos: Haduh-haduh, mau ibadah aja susah (sambil ngelus dadanya)....

Menikah muda, bukan suatu yang memalukan kan? Tentu bukan jika bukan Married By Accident. Namun, di saat kita akan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW dan perintah Allah itu, mengapa banyak yang bertanya-tanya? Oke taruhlah saya menikah di usia belia (mungkin 22 tahun nanti), lalu apa bedanya dengan pernikahan di atas usia 30 tahun? Cuma beda waktunya kok. Mengenai masalah kedewasaan, hal itu kan relatif. Ada remaja usia 20 tahun sudah bisa mandiri dan bersikap dewasa dan ada bapak-bapak 35 tahun lebih masih bersikap bergantung pada orang lain. Menikah muda adalah jalan untuk menghindari maksiat kok, kenapa harus dipertentangkan. Oke jika pihak laki-lakinya belum bisa mandiri, namun orangtua bisa membantu kan? Nah disitu peran sebagai orang tua, apakah mereka mendukung anaknya untuk mencari pahala atau mendukung anaknya tetap menimbun dosa ( pacaran). Yeah, di masa ini memang banyak sekali godaan, entah itu godaan nafsu dunia atau nafsu syahwat. Lihat saja remaja-remaja di kota besar Jakarta, banyak dari mereka menempuh jalan '"hitam" untuk memenuhi godaan itu (bagi yang tak kuat iman). Fakta pun menyebutkan bahwa hampir 50% remaja ibukota yang pernah melakukan free-sex. Lalu dimana peran orang tua terhadap anaknya untuk menjaga agar mereka tak tersesat? Salah satu jalannya adalah nikah muda. Memang reaksi yang beredar dalam masyarakat kita tentang nikah muda adalah reaksi yang negatif. Di kepala mereka kemungkinan besar suudzon yang ada. Masa kecil-kecil dikawinin? Bunting duluan ye? Warisannya banyak sih? Ya, sekitar itu lah yang ada. Sedang reaksi positif mungkin hanya dari orang seperti ulama ataupun orang yang mengerti agama. Apa salah ya jika nikah muda semata-mata untuk menjaga nafsu? Ya nggak juga, tergantung individunya, kalau mereka hanya ingin bersenang-senang sesaat ya salah, tapi jika mereka ingin mencari ridha Allah melalui ibadah ternikmat itu, ya dianjurkan. Saya sendiri sudah punya niat untuk menikah muda dan di saat kuliah ini, dan sudah saya utarakan keinginan itu kepada orangtua, lalu reaksi mereka mungkin setengah hati kali ya memberi jawabannya, silahkan kalau sudah kerja. Kerja? Boleh kalau sudah kerja, lalu kerja yang seperti apa? Kerja kantoran! Bagi orangtua sekarang kerja yang benar-benar kerja yang kerja kantoran. Jawaban itu mengindikasikan bahwa saya harus mapan dulu baru menikah....

created by Dik Dik...

26 May 2009

Penyebab Kehancuran Peradaban Manusia

  1. Pergaulan bebas,
  2. Minuman keras,
  3. Ketidak jujuran,
  4. Tidak bertanggung jawab,
  5. Dusta,
  6. Korupsi,
  7. Tidak disiplin,
  8. Tidak beragama,
  9. Jauh dari mengingat Allah,
  10. Cinta dunia,
  11. Sombong,
  12. Tayangan berefek negatif,
  13. Sekulerisme,
  14. Pluralisme,
  15. Kapitalisme,
  16. Materialisme,
  17. Atheisme,
  18. Komunisme,
  19. Animisme dan Dinamisme,
  20. Westernisasi,
  21. Kebodohan,
  22. dan lain-lain.

06 May 2009

Dengarkan Curhatku

Dengarkan curhatku tentang Indonesia, bumi yang sangat subur dan semua orang pun tahu. Dulu kala, Indonesia dipuja-puja sebagai bangsa dan negara yang dipandang di kawasan Asia ini, namun kini..... Tidak!!! Indonesia berubah menjadi negara dimana keadilan tak memihak kepada rakyat. Tempat bercokolnya koruptor kelas teri hingga kelas kakap. Tempat dimana hukum menjadi barang dagangan yang sepertinya dijajakan di sebuah institusi hukum. Tempat dimana rakyat kecil selalu menangis, tertindas orang-orang elit yang merasa dirinya sebagai pemilik setiap jengkal tanah. Keadilan kini hanyalah sebuah angan-angan. Di saat para caleg atau capres berkoar-koar akan memihak dan mengutamakan kepentingan rakyat, di dalam hati mereka pun mendustai ucapannya sendiri. Para wakil rakyat yang telah terpilih, apa kontribusi mereka terhadap rakyat yang harus dibela? Kebanyakan dari mereka hanyalah pecundang yang bersembunyi di balik tumpukan uang. Dan bermain-main dengan uang rakyat yang diperas dari peluh seorang penarik becak. Fakta pun berbicara bahwa seperti itu keadaannya...

Ya Allah...
Apa yang dirasakan para pahlawan kita yang telah membebaskan Indonesia tercinta ini dari belenggu penjajah? Indonesia yang dulu dibela, kini telah terbelenggu oleh anak-cucunya sendiri...